Tuesday 26 October 2010

SURVIVOR LOST NOTES 003

13 Januari 20x1,

Keanehan yang mengerikan ini di mulai tadi pagi pada istirahat pertama. Aku yang sedang menyelesaikan tugas di lab mendengar bahwa terjadi keanehan di ruang guru dimana beberapa guru yang baru saja sarapan di luar tiba-tiba muntah darah lalu jatuh tergeletak. Mereka lalu dibawa ke ruang UKS. Namun disinilah kengerian di mulai. Mereka bangun dari ketidaksadarannya, namun ada yang aneh pada pandangan mereka, pandangan mata mereka kosong. Lalu mereka mulai berteriak-teriak dan menyerang petugas UKS dan murid-murid. Para korban serangan itu terluka parah dan pingsan namun bangkit antara 10-30 menit, anehnya semakin banyak luka mereka semakin cepat mereka bangkit.

Kengerian makin bertambah ketika korban bertambah secara eksponensial, darah berceceran dimana-mana, keadaan menjadi kacau, murid dan guru berlarian kesana kemari, tidak jelas siapa yang sedang mengejar dan siapa yang sedang dikejar. Aku melihat sendiri bagaimana Steven, sahabat baikku dikoyak-koyak oleh beberapa siswi kelas X dari jendela laboratorium biologi. Sungguh mengerikan, dia memanggil-manggil namaku dan aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Yang lebih mengerikan lagi, 5 menit setelah "mati" dengan tubuh terkoyak-koyak dan ditinggalkan pemangsanya, Steven bangkit, dan ia mulai berjalan terhuyung-huyung dengan tatapan kosong.

Aku sendiri, akhirnya memberanikan diri keluar dari lab dengan bekal beberapa pisau. Sial bagiku, ternyata seorang juniorku di klub menghadang di koridor, dia menerkamku dan aku tergigit, namun aku berhasil menghentikannya dengan menusuk kedua matanya.. Ahh..luka ini berdarah dan aku terpaksa menyobek jas lab untuk membalutnya.
Aku mulai berjalan di koridor sekolah yang banjir darah ini dan bertemu Pak Johan, guru olahraga kami. Ia memegang pemukul kasti dan nampaknya baru saja membantai David, kapten tim basket sekolah kami. Dia pun mengalami luka gigit di tangannya namun tidak separah lukaku. Aku pun bergabung bersamanya dan kami sepakat menuju perpustakaan untuk mendapat akses internet dan mengabarkan keadaan kami keluar.

Di perpustakaan kami mendapati petugas perpus telah dikoyak-koyak habis oleh Adella, salah seorang anggota cheerleader. Kami menyadari bahwa kami harus membantai Adella (dan juga petugas perpus jika ia bangkit), kali ini mudah saja membantai Adella. Kami pun menyingkirkan mayat petugas perpus keluar sebelum ia bangkit.
Saat ini kami sedang di perpustakaan dan mencoba mengabarkan keluar keadaan disini. Kami terluka, kami mulai merasa sakit, dan memohon pertolongan secepatnya.

Edward,
Siswa Kelas XI SMA Kolese Ignatius


ORIGINAL STORY BY

Sender: Edward Kurniawan
E-mail: iceman_de_lionheart@live.com
No. KTP: 3327122602910005

No comments:

Post a Comment